Wednesday, November 3, 2010

Resensi atau Sinopsis Film

* Resensi Film Troy


Film yang diambil dari kumpulan cerita Yunani Kuno ini berkisah tentang kisah cinta terlarang antara Paris yang merupakan pangeran dari kerajaan Troy dengan Helen yang berstatus ratu dari kerajaan Sparta.

Peperangan diantara kedua negara besar tersebut tidak terelakkan lagi ketika Paris nekat melarikan Helen dari suaminya yang sah raja Menelaus, dan tindakan ini dianggap sebagai penghinaan besar. Adik sang raja Agamemnon yang merupakan seorang raja yang ditakuti berhasil mengumpulkan sekutu untuk merebut kembali Helen dan menghancurkan Troy.

Niat tersebut sebenarnya hanyalah untuk menutupi ambisi Agamemnon sebenarnya, ia berambisi menguasai Troy untuk mendominasi daerah Aegean, sekaligus memantapkan kehebatannya sebagai penguasa. Negara yang dipimpin oleh raja Priam itu sendiri merupakan benteng yang sulit ditembus. Apalagi, Priam juga dibantu oleh jendral perang ternama pangeran Hector.

Lawan Troy tidak enteng. Selain dua kerajaan besar, mereka juga harus menghadapi orang yang disebut-sebut sebagai petarung paling hebat yang pernah ada yaitu Achilles. Pria yang diberkati dengan kesaktian ini tidak takut siapapun, dan tanpa ragu-ragu langsung memimpin pasukan untuk menyerang Troy. Siapa diantara mereka yang bakal tumbang?

Siapa yang tidak kenal Brad Pitt? Pria yang dinobatkan sebagai artis pria terseksi dunia ini dipercaya membawakan tokoh Achilles, dan mendapat lawan main yang seimbang. Aktor Orlando Bloom sebagai Paris lebih dikenal lewat perannya di trilogi The Lord of the Rings sebagai Legolas, sementara Eric Bana sang pemeran Hector sebelumnya sukses lewat film The Hulk.

Sebagai si cantik Helen, terpilih artis asal Jerman Diana Kruger, yang baru saja tampil dalam Michel Vaillant. Sang raja bijaksana Priam dimainkan oleh aktor gaek Peter O'Toole yang belum lama mendapat Oscar kehormatan, dan si kaisar haus darah Agamemnon diperankan dengan baik oleh Brian Cox, yang tampil sempurna sebagai penjahat di X-2.

Sutradara film epik ini adalah Wolfgang Petersen, yang telah dikenal berkat film-film sukses seperti In The Line of Fire, Air Force One, dan terakhir membesut The Perfect Storm tahun 2000 lalu. Mampukah ia membawa Troy untuk minimal menyamai hasil film-film sebelumnya, patut ditunggu!!


http://www.indosiar.com/sinopsis/3095/troy



* Resensi Film Street Dance


Street Dance - Sebuah film tentang perjuangan seorang wanita penari jalanan untuk memenangi kejuaraan nasional street dance. Ada unsur cinta, ada seni tari gabungan antara balet dan street dance.

street danceTanggal 27. Berarti sisa lima minggu waktu latihan Carly dan kawannya menuju kejuaraan street dance nasional Inggris – kenapa Inggris? karena ini bukan made in Hollywood, tapi buatan warga negeri Ratu Elizabeth.

Sayang Carly dan kawannya tidak punya tempat latihan permanen. Ngedance di pusat perbelanjaan, Carly dan kawannya diusir petugas keamanan setempat.

Carly, pentolan grup tari Breaking Point, diperankan ciamik oleh Nichola Ann Burley, kesal kepada petugas keamanan yang mengusirnya. Dia marah. Rekan ngedance Carly justru malah marah kepadanya, dan mengungkapkan mustahil untuk ikut kejuaraan tanpa tempat latihan.

Di anak tangga, Carly duduk, melamun seorang diri. Rekannya bepergian, kabur tunggang langgang dikejar petugas keamanan.

Seorang pengajar balet, Helena (Charlotte Rampling), juga pelanggan sandwich Carly, mendekatinya dan menawari tempat latihan disalah satu ruangan sekolah balet tempatnya mengajar.

Di tempat latihan balet inilah duet sutradara Max Giwa dan Dania Pasquini mulai memunculkan segala konflik dan drama yang dihadapi Carly dan rekan ngedance-nya, yang tujuan akhir ceritanya cuma satu: latihan tari agar menang di kejuaraan street dance, mengalahkan juara bertahan The Surge.

Konflik, ya, karena Carly mesti mengajar penari balet terbaik Helena menari tarian jalanan. Harus, karena kalau tidak, Carly mesti bayar sewa tempat latihan.

Tidak mudah mengajari penari balet yang penuh kelembutan dan kelenturan untuk bisa gerakan bebas dan tarian robot. Belum ego masing-masing penari balet yang awalnya tidak menyukai tarian jalan –akhirnya mereka jadi suka setelah mengunjungi sebuah klub penuh penari jalanan.

Dramanya? Apalagi kalau bukan kisah cinta karakter utama (Carly) dengan penari balet pria ganteng, gagah: Tomas (Richard Winsor)—jangan lupa, penari balet wanitanya tinggi, putih, cantik dengan tubuh proporsional yang hanya menyantap menu vegetarian saat istirahat makan.

street danceDimulai dari disakitinya perasaan Carly oleh kekasihnya Jay (Ukweli Roach), yang melupakan ambisinya sebagai street dancer terbaik karena bergabung dengan grup dance yang sudah populer: The Surge. Hingga Tomas tertarik dengan sosok Carly.

Street Dancer, film berbiaya 4,5 juta pounds, menempati puncak box office di negerinya, lebih banyak menyuguhi adegan latihan tari dan tarian jalanan yang (dijamin) menghibur penonton.

Di film ini ada tarian George Sampson (pemenang musim kedua Britain’s Got Talent, penerima hadiah uang 100 ribu pounds), sebagai rekan Carly, dan menujukan kebolehannya di bagian akhir cerita.

Juga ada Flawless (The Surge), juara nasional Inggris dan juara dunia street dance. Simon Cowell pernah memuji grup ini sebagai penampil yang paling menghibur sepanjang hidupnya.

Direkomendasikan buat Anda yang suka seni tari, dan penggemar musik hip hop, rap, raprock hingga pop. (Foto-Foto Street Dance Movie)

Street Dance
Sutradara: Max Giwa dan Dania Pasquini
Penulis Skenario: Jane English
Genre: Drama
Pemain: Charlotte Rampling, Nichola Burley, Jeremy Sheffield, Rachel McDowall, Richard Winsor


http://www.astaga.com/content/street-dance-menari-cinta-dan-menari



* The Karate Kids





Sinopsis

Dre Parker (Jaden Smith) adalah seorang anak berumur 12 tahun yang tinggal di Detroit. Suatu hari ibunya, Sherry (Taraji Henson), dipindahkan ke Cina, sehingga Dre harus mengikutinya pindah ke Cina. Meski pada awalnya membenci negara tersebut dan ingin segera kembali ke Amerika, Dre mulai sedikit berubah ketika berkenalan dengan seorang gadis yang bernama Mei Ying (Wenwen Han). Keakraban keduanya membuat Cheng (Zhenwei Wang), teman Mei, tidak terima. Dengan menggunakan ilmu kungfu yang dimilikinya, dengan mudah ia mengalahkan Dre.

Dre terus dikerjai oleh Cheng hingga suatu ketika Mr Han (Jackie Chan), yang bekerja sebagai petugas pemelihara kebersihan di apartemen tempat Dre dan ibunya tinggal, menolongnya. Mengetahui bahwa Mr Han menguasai kung fu, Dre pun meminta Mr Han untuk mengajarkan kung fu kepadanya. Meski pada akhirnya menolak, pada akhirnya Mr Han mau melakukannya, dengan syarat, Dre mengikuti pertandingan kung fu tingkat nasional yang akan diselenggarakan beberapa bulan kemudian, melawan Cheng dan kawan-kawannya.

Resensiku

The Karate Kid adalah remake dari film lawas dengan judul yang sama yang dibuat pada tahun 1984 silam. Dan syukurlah, tidak seperti kebanyakan film remake yang jadinya justru lebih parah, yang satu ini boleh dikata LUAR BIASA!

Dari sisi plot cerita, meski ada sedikit perbedaan latar belakang, namun secara garis besar sama. Cara Mr Han mengajarkan kung fu kepada Dre dengan menggunakan gerakan umum yang bisa dilakukan sehari-hari juga mirip dengan cara Mr. Miyagi 26 tahun lalu. Dan sudah jelas, adanya turnamen di sesi akhir film juga sama dengan versi aslinya. Yang harus diacungi jempol adalah bagaimana sang sutradara, Harald Zwart, berhasil menampilkan keindahan negeri Cina TANPA harus berkutat pada tembok Cina. Juga pemilihan karakter Mei Ying yang, meski tidak cantik, namun mengentalkan nuansa negeri Cina dalam The Karate Kid.

Dari sisi pemain, Will Smith dan Jada Pinkett Smith sudah jelas bangga melahirkan Jaden Smith. Dengan wajah dan kelakuan yang Will Smith banget, Jaden jelas menunjukkan bakat alaminya sebagai aktor. Bahkan untuk bermain di film ini, ia tidak sungkan untuk belajar kung fu terlebih dahulu selama berbulan-bulan dan melakoni sendiri SEMUA adegan di film tersebut tanpa menggunakan pemeran pengganti. Untuk Jackie Chan rasanya tidak perlu diragukan lagi. Setelah beberapa film terakhirnya yang kualitasnya agak di bawah rata-rata, akhirnya si Drunken Master ini bisa menunjukkan lagi kebolehannya. Peran Taraji Henson sebagai ibu Dre juga tidak boleh dipandang sebelah mata. Meski tidak terlalu sering eksis, namun si nominator Oscar ini mampu membuat film The Karate Kid lebih hidup.


No comments:

Post a Comment