Monumen bawah air, jepang.
Pada bulan Maret 1995, penyelam olahraga tidak sengaja tersesat di luar batas standar keselamatan dekat pantai selatan Okinawa. Dekat sebuah pulau, yang merupakan bekas sebuah medan perang pada akhir Perang Dunia II, pulau itu rencananya akan dijadikan tempat tujuan wisata sejarah dan pementasan drama. Saat ia menyelam di perairan yang belum pernah dikunjungi sebelumnya itu, sekitar empat puluh kaki di bawah lautan Pasifik jernih, penyelam itu tiba-tiba dihadapkan oleh apa yang tampak seperti sebuah bangunan batu yang sangat besar bertatahkan karang. Mendekat lebih dekat, ia bisa melihat struktur bangunan kolosal, merupakan blok monolitik yang teratata di bawah air, wujud asli bangunan tersebut tertutup oleh organisme laut seiring dengan pertambahan waktu.
setelah mengelilingi bangunan misterius itu, dan mengambil beberapa foto, sang penyelam tersebut naik kembali ke permukaan.
Hari berikutnya, foto-foto nya yang diambilnya muncul di koran-koran terbesar di Jepang. Beredarlah desas desus tentang penemuan dari budaya yang hilang "Mu" atau Lemuria, yang diabaditkan dalam legenda tentang sebuah Peradaban yang tenggelam di bawah laut.
Struktur bangunannya tampak kuno dan buatan manusia. Beberapa debat ilmiah tentang asal-usulnya berpendapat berbeda beda.
Struktur bangunannya tampak kuno dan buatan manusia. Beberapa debat ilmiah tentang asal-usulnya berpendapat berbeda beda.
Pulau Yonaguni.
Kemudian, di akhir musim panas tahun berikutnya, penyelam lain di perairan Okinawa terkejut melihat sebuah lengkungan besar atau gerbang dari blok batu besar indah disusun dalam cara yang sama dengan bangunan bangunan prasejarah yang ditemukan di kota-kota Inca jauh di sisi lain Samudra Pasifik, di Pegunungan Andes Amerika Selatan. Kali ini tidak diragukan lagi. Berkat arus deras di daerah tersebut, karang tidak mampu untuk mendapatkan pijakan di setiap struktur, membuat jarak pandang yang baik pada sebuah bangunan raksasa di bawah laut. Bangunan ini jelas buatan manusia dan sangat tua. Seperti sebuah keajaiban, yang berdiri luar biasa dalam kondisi tampaknya tak mungkin ada bangunan di dasar laut.
Tim penyelam ahli menyebar dari pantai selatan Okinawa dengan menggunakan pola standar pencarian. Usaha profesional mereka segera menemukan hasil. Sebelum awal musim gugur, mereka menemukan lima bagian permukaan situs arkeologi dekat tiga pulau lepas pantai. Lokasi di kedalaman bervariasi dari 100 hingga hanya 20 meter, namun semua bagiannya berhubungan. Bangunan tersebut terdiri dari jalan beraspal dan persimpangan jalan, formasi podium besar, tangga besar yang mengarah ke plaza yang luas dan disusun dengan cara dipasang bertumpuk menjulang mirip tiang.
Bangunan cekung tersebut diduga penghubung (walaupun tidak selalu) dari pulau kecil di barat daya Yonaguni ke Okinawa dan pulau-pulau tetangganya, Kerama dan Aguni, berjarak 311 mil. Kesimpulan dari setelah semua eksplorasi yang sedang berlangsung di sini memang mengungkapkan struktur yang lebih menghubungkan Yonaguni dengan Okinawa, situs yang mungkin merupakan komponen terpisah dari sebuah kota besar yang tergeletak di dasar Pasifik. Struktur tunggal terbesar sejauh ini ditemukan berada dekat pantai timur Yonaguni di kedalaman 100 kaki. Hal ini kira-kira 240 hasta panjangnya, seluas 90 kaki dan setinngi 45 kaki.
Semua monumen tampaknya telah dibangun dari batu pasir granit, meskipun tidak ada bagian-bagian internal atau kamar yang telah ditemukan. Struktur bawah air menyerupai bangunan kuno di Okinawa itu sendiri, seperti Nakagusuku Castle. Pembangun dan budaya itu awalnya tidak diketahui, dan daerah tersebut masih dianggap sebagai takhayul oleh penduduk Okinawa.
Kompleks pekuburan kuno di Okinawa.
Kesamaan lain dengan bangunan suci tertua Okinawa ditemukan dekat noro, di mana kubah penguburan dirancang dengan gaya bujursangkar yang sama masih dihormati sebagai persemayaman nenek moyang penduduk pulau, istilah orang Okinawa untuk kubah ini adalah Moai atau "luar biasa", kata yang sama dengan nama patung2 di Pulau Paskah Polinesia, yang lebih dari 6.000 mil jauhnya. Tempat yang terkenal dengan patung2 kepala besar, dan patung-patung bertelinga panjang yang didedikasikan untuk nenek moyang mereka.
Moai, patung kepala manusia di pulau paskah.
Kesamaan lainya juga ditemukan di kepulauan hawaii. Heiau merupakan sebuah kompleks pemakaman yang tersusun dari batu. Heiau dibuat dalam gaya arsitektur yang berbeda tergantung pada tujuan mereka dan lokasi. Pada akhir agama resmi Hawaii di tahun 1819, banyak yang sengaja dihancurkan, sementara yang lainnya dibiarkan rusak. Beberapa struktur telah sepenuhnya di pugar saat ini.
Heiau di kepulauan Hawaii.
No comments:
Post a Comment