Pada abad ke 18 kota paris diserang wabah penyakit mematikan. Banyak sekali korban yang berjatuhan akibat wabah tersebut, dan banyak pula keluarga2 korban yang tak mampu memakamkan jenazah sanak saudaranya dengan layak, sehingga hanya di biarkan begitu saja. Maka pemerintah pada saat itu, memamfaatkan bekas sebuah tambang batu di kota Paris, untuk digunakan sebagai makam masal bawah tanah.
The Catacombs menampung sisa sekitar enam juta warga Paris, dikumpulkan antara akhir dari abad ke-18 dan pertengahan abad ke-19, sebelum akhirnya pemerintah paris saat itu memerintahkan penutupan kuburan untuk alasan bahaya untuk kesehatan. Sepanjang labirin galeri bawah tanah tersebut terdiri dari koridor koridor sempit, dan pengunjung dapat menemukan tulang tulang yang diletakkan sebagai hiasan. Museum bawah tanah ini mengembalikan ingatan akan sejarah Paris dan mengundang siapa saja untuk menikmati perjalanan keluar dari waktu.
Sejak zaman Romawi, Paris menguburkan orang mati yang di pinggiran kota, tetapi kebiasaan itu berubah dengan munculnya agama Kristen dan praktek pemakaman mayat di dalam tanah. Pada abad ke-10, karena perluasan kota selama berabad-abad, terdapat banyak sekali kuburan di dalam kota, bahkan di lokasi pusat kota. Ketika penduduk Paris mulai meningkat dengan pesat dalam abad-abad berikutnya, beberapa kuburan menjadi penuh sesak di mana ekspansi tidak mungkin dilakukan. Segera hanya orang orang yang paling kaya yang mampu melakukan penguburan jenazah, yang menyebabkan pembukaan besar2an pada abad ke-12 awal dari sebuah pembangunan tanah pemakaman pusat untuk penguburan untuk masyarakat umum.
No comments:
Post a Comment